Photo by Aaron Burden on Unsplash |
Saya ingat betul saat SD kelas dua,
saya pernah mengikuti lomba ‘calistung’ alias membaca, menulis, berhitung. Tiga
komponen dasar yang selalu digunakan sebagai alat belajar siswa sekolah dasar. Kala
itu, saya harus mampu membaca sebuah teks secara cepat dan jelas—juga mampu
menangkap informasi yang ada di dalam teks. Setelah membaca, saya juga harus
mampu menulis dengan rapi. Semakin saya tumbuh dan berkembang, dua aspek
tersebut (tanpa mengesampingkan aspek ‘berhitung’) adalah dua hal yang saling
berkaitan dan sangat penting dalam kehidupan.
Menulis
adalah terapi penasihat diri merupakan usaha saya menulis hal-hal
bermanfaat, baik untuk diri saya maupun orang lain. Hal-hal bermanfaat tentu
tak hanya karya tulis ilmiah, tetapi tentang pengingat maupun informasi
sederhana yang saya tulis di feed instagram, instastory, blog, dan
media-media lain. Tulisan-tulisan tersebut memberi jejak (terkhusus bagi saya)
karena di masa mendatang saya masih bisa membacanya; mengingat ulang informasi
dan tak jarang menasihati diri.
Menulis adalah perekam jejak rasa
merupakan usaha saya merekam semua hal yang saya rasakan, biasanya digunakan
sebagai cara self-healing. Emosi dapat tersalurkan dengan baik, juga
kelak beberapa hari, bulan, atau tahun kemudian, saya bisa kembali membacanya
sebagai pelajaran. Usaha merekam jejak rasa juga saya lakukan untuk mengkritik
hal-hal yang tak saya setujui, tentu hal ini lebih baik daripada saya pendam di
dalam kepala saya.
Menulis adalah penghimpun memori
cerita merupakan usaha saya menghimpun cerita yang telah saya alami, pun
menghimpun cerita-cerita yang saya dapatkan dari orang lain. Dalam hal ini,
saya tak hanya membagi ‘kisah’, tetapi juga membagi ‘berita’. Tentu menghimpun
cerita yang saya maksud adalah cerita yang valid, bukan rekayasa.
Selain ketiga fungsi tadi, menulis
bagi saya adalah menyampaikan kebenaran; baik berupa tulisan rekaan yang
diejawantahkan melalui karya sastra ataupun berupa tulisan faktual.
Tulisan-tulisan yang akan abadi dan memberi jejak manfaat. Semoga.
0 Comments