sumber gambar: canva.com |
Sempat beberapa kali, saya membaca sebuah tulisan tentang seorang istri yang kerap kali tiba-tiba tantrum, alias marah-marah tak jelas. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tantrum diartikan sebagai kemarahan dengan amukan karena ketidakmampuan mengungkapkan keinginan atau kebutuhan dengan kata-kata. Meski istilah tantrum sering ditujukan untuk anak-anak, ternyata juga cocok ditujukan untuk seorang istri.
Apakah yang Menyebabkan Seorang Istri Tiba-Tiba Tantrum?
Sebenarnya, tak masuk akal jika seseorang tiba-tiba marah tanpa alasan. Biasanya, emosi marah mulai keluar saat masalah-masalah yang selama ini dipendam, mendesak untuk dikeluarkan. Saking banyaknya masalah yang dipendam dalam hati dan otak, lisan akhirnya sulit untuk menjabarkan problem dan unek-unek, masalah-masalah yang ada tidak mampu diuraikan dengan baik, lalu akhirnya meledaklah emosi negatif. Namun, selain itu, ada pula faktor lain yang menjadikan seseorang mendadak tantrum, yakni disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan diri yang mungkin lebih banyak mudaratnya, ketimbang manfaatnya. Misalnya, kebiasaan scroll media sosial.
Pernahkah setelah gulir-gulir halaman media sosial, kamu mendadak sedih, marah, atau merasakan emosi negatif lainnya yang berujung menyalahkan diri, pasangan, orang lain, atau mungkin takdir? Kamu akhirnya meratapi rumputmu yang kering dan tak kunjung hijau, sedangkan rumput orang lain terlihat lebih segar. Hal semacam ini akan lebih sangat berbahaya jika sudah menjadi seorang istri. Kamu tak hanya membandingkan diri orang lain dengan dirimu sendiri, melainkan juga membandingkan pasangan, nasib, anak, hingga kondisi rumah tangga. Akhirnya, sesuatu yang tak bisa didapatkan berubah menjadi sebuah tuntutan yang harus dilakukan tak hanya oleh dirimu, melainkan juga pasanganmu atau bahkan anakmu.
Kebiasaan-kebiasaan itu akan memengaruhi hati yang akhirnya lupa untuk bersyukur hingga menafikan kebaikan-kebaikan pasangan yang selama ini didapatkan. Belum lagi, sifat seorang istri dalam memandang sebuah masalah seperti spiral obat nyamuk yang mengarah keluar, ia bisa mengaitkan satu masalah dengan masalah lain secara detail dan terperinci. Seorang istri juga diibaratkan seperti gelombang oleh Ustaz Salim A. Fillah. Gelombang bekerja dengan memunculkan masalah yang sama yang ada pada gelombang sebelumnya, dengan dipicu adanya masalah baru. Makanya, saat seorang istri merasa marah dan kecewa, ia biasanya mengungkit masalah yang ada, jauuh sebelum kejadian terakhir, bahkan bisa lengkap dengan detail waktu dan fakta lainnya. Sebenarnya, kalau sudah begini, bukan hanya suami yang merasa repot, melainkan sang istri pun akan merasa repot dengan emosi dan perasaannya.
Rahasia di Baliknya
Kalau menurut Ustaz Salim, hanya satu rahasia keadaan yang sebenarnya, saat istri tiba-tiba marah: ia hanya sedang lupa dengan kebaikan-kebaikan suami, lupa akan betapa indahnya kehidupan dengan sang suami. Separah-parahnya marah, seorang istri hanya sedang lupa. Inilah yang sebenarnya harus dipahami oleh seorang suami dan disikapi dengan sangat baik.
Bagaimana Solusinya?
Tentu saja, untuk seorang suami, hadapi kemarahan sang istri dengan baik; tidak berbalik marah, berupaya mendengarkan, menenangkan, tidak memotong pembicaraan, tidak meninggalkan, dan tidak meremehkan perasaannya. Dengan adanya upaya perbaikan, bahan-bahan 'peledak rumah tangga' setidaknya sudah dikeluarkan secara pelan-pelan.
Bagaimana dengan seorang istri? Sebagai seorang perempuan yang emosinya bisa naik-turun di waktu-waktu tertentu, tentu lebih baik untuk mewaspadai datangnya emosi negatif dengan menghindari akar masalahnya. Misalnya, mengurangi atau memfilter scroll media sosial dari hal-hal yang mendekatkan penyakit hati, memperbanyak cari informasi bermanfaat, berzikir, dan berusaha untuk selalu berpikir positif. Berusaha melakukan hal-hal yang disenangi di saat waktu luang juga bisa membuat diri semakin produktif. Dan terakhir, banyak bersyukur dan selalu memohon pertolongan pada Allah.
Rumput tetangga mungkin terlihat lebih hijau, tapi bisa jadi rumputnya rumput sintetis ehehe. Sadari juga bahwa semua yang terlihat di media sosial, adalah sesuatu yang sudah difilter oleh mereka untuk menampilkan semua yang baik-baiknya aja atau senang-senangnya aja. Atau mungkin, bisa jadi, hal tersebut adalah salah satu cara dirinya membutuhkan pengakuan dari orang lain bahwa dirinya bahagia. Who knows.
Related Posts
- 5 Cara Merangsang Minat Baca Anak sejak Bayi Image by PublicDomainPictures from PixabayBuku adalah jendela ilmu, membaca adalah kuncinya. Kata-kata mutiara ini rasanya serin ...
- Inilah 3 Waktu yang Tepat Menasihati Anak ala RasulullahPhoto by Daiga Ellaby on UnsplashSelain memperhatikan bagaimana cara menasihati yang baik kepada anak, memperhatikan waktu yang tepat juga menjadi sa ...
- Memilih Les Bahasa Mandarin LingoAce untuk Anak dan Remaja Memilih les bahasa Mandarin untuk anak (Photo by Kuanish Reymbaev on Unsplash)Di era globalisasi saat ini yang tentu semakin canggih dan meluas ...
- Ulasan Buku Parenting MEMBUAT ANAK GILA MEMBACAbuku Membuat Anak Gila MembacaBagi yang senang membaca buku-buku parenting islami, mungkin tak asing dengan nama Mohammad Fauzil Adhim. Saya sendiri ...
- Tantangan Perempuan Indonesia di Era Postmodern (image by Studio Philippines on Canva Studio)Sejak mulai kenal dengan pemikiran Islam, saya mulai sedikit tau tentang Ibu Dinar Dewi Kania, direktur ...
- Seorang Ibu dan Calon Ibu(image by Hakase_ on Canva Studio)Ibu adalah semestanya rindu. Tempat ternyaman untuk singgah di mata sendu. Karena awalku adalah dirimu. Lalu lelah, ...
0 Comments