Sumber gambar: wikipedia

Dulu, saat saya belum menginjak TK (kalau kata mama sekira usia tiga tahun), saya sering banget dengar lagu-lagunya Sherina cilik, juga menonton berulang-ulang film "Petualangan Sherina". Yang saya ingat, hampir setiap hari saya mengulang untuk memutar lagu dari kaset kotak berpita hitam yang sering mama putarkan di radio. Saya juga masih ingat, sampul wadah kaset yang berjudul "Andai Aku Besar Nanti" adalah gambar Sherina cilik yang sedang menggunakan kemeja kotak-kotak dan sepatu kebesaran. So cute!

Lagu-lagu yang ada di album "Andai Aku Besar Nanti" adalah Pelangiku, Andai Aku Besar Nanti, Dua Balerina, Kembali ke Sekolah, Putri dalam Cermin, Belajar Musik, Aku dan Rembulan, Balon Udara, dan Dua Balerina (duet). Siapa yang masih hafal semua lagu itu? Menurut saya sih lagu-lagu ini (dan konsep video klipnya) adalah salah satu lagu anak-anak terbaik sepanjang masa. Ya karena sebagus itu :')

sumber gambar: kasetlalu.com

Ternyata, saya juga pernah punya album Sherina dalam bentuk CD-nya. Beberapa lagu di dalam CD juga sama dengan yang ada di kaset, hanya saja lebih seru karena disertai dengan video klip. Saya masih ingat video klip lagu Balon Udara saat Sherina naik balon udara dan berkeliling dunia, mengenalkan beberapa bangunan bersejarah dari tiap negara. Gara-gara itu, saya punya cita-cita untuk naik balon udara dan menyentuh awan yang dulu saya anggap selembut kapas. Alhamdulillah, cita-cita itu terwujud karena saya bisa naik (spot) balon udara untuk sekadar berfoto di Mloko Sewu Ponorogo hehehe.

Adakah yang ingat dengan video klip lagu Pelangiku saat Sherina memandangi hujan dari balik jendela? Sejak kecil, saat menonton dan mendengarkan lagu ini, saya merasa sedang berada di dimensi lain yang sejuuuk, adeeem, dan wararaas. Bikin tenang, damai, dan rasanya ingin ikut gabung di sana. Ternyata baru saya sadari sekarang, hal tersebut juga berpengaruh dari lirik lagunya. Lirik lagu yang membuat anak-anak berimajinasi dalam dunianya yang indah. Ini pula yang ternyata diaminkan oleh Sherina di dalam video klipnya, Sherina berkata, 

Lagu karangan Om Elfa dan Tante Vera ini pas banget mengiringi aku berimajinasi pada waktu hujan, dari melihat tingkah lakunya orang-orang di jalanan yang kehujanan, sampai akhirnya pikiranku melayang-layang, seolah-olah aku melihat bidadari turun dari pelangi.

Ada pula video klip yang terdapat juga dalam filmnya, yakni lagu Kembali ke Sekolah dengan gambaran Sherina cilik yang selalu bersemangat pergi sekolah meski tali sepatunya sering lepas (hal ini pula yang sering saya alami saat sekolah dulu, bagian tali sepatunya hehehe). Dalam video ini di bagian akhir, Sherina dan teman-temannya menggambar dan mewarnai tembok sekolah dengan cat. Saat kecil, saya membayangkan betapa seru dan indahnya aktivitas itu. Dan ternyata memang betul, aktivitas menggambar-mewarnai tembok yang saya alami saat SMP, SMA, dan kuliah (ikut relawan Tembokpedia) begitu menyenangkan. 

Ingatkah pula dengan video klip saat Sherina berdandan seperti orang besar, menggunakan baju biru dan syal yang berbulu? Dulu, saat mendengar lagu ini, saya mengandai-andai dan tak sabar ingin menjadi orang dewasa. Saya bahkan penasaran dengan usia dua puluh tahun yang saya anggap keren, sudah bisa membalas jasa dan membahagikan orang tua, begini dan begitu. Meski pada kenyataannya, saat saya berusia dua puluh tahun, ehehehe, sungguh di luar bayangan saya dulu. Selain itu, acap kali mendengar lagu ini, saya tak pernah tak menangis. Benar-benar membuat saya mewek, tapi juga merasa hangat di hati. Lagu yang benar-benar menyentuh hati karena lirik, musik, dan pembawaan Sherina. Semoga kita bisa membahagiakan orang tua kita di dunia hingga akhirat ya, amin.

Dari sekian banyak lagu yang dibawakan oleh Sherina, ada satu lagu yang membekas bagi hati dan hidup saya. Lagu ini yang sempat membuat Ikfi kecil galau, tapi juga terhibur sebagai nasihat. Ya, lagu Lihatlah Lebih Dekat menjadi lagu yang menceritakan kisah hidup saya (juga). Diawali dengan lirik, "Hatiku sedih, hatiku gundah, tak ingin pergi berpisah. Hatiku bertanya, hatiku curiga, mungkinkah kudapat kebahagiaan seperti di sini," adalah lirik yang sangat mewakili perasaan saya kala itu yang harus pindah ke Tasik saat kelas lima SD di Bandung. Tentu saja sedih, galau, dan gelisah karena harus meninggalkan tempat yang sangaaaat nyaman, meninggalkan sekolah, meninggalkan para sahabat yang sungguh baik hati. Saat saya dinyatakan harus pindah kota (karena ikut orang tua dengan alasan pekerjaan), saya dikirimi banyak sekali surat dari para sahabat SD; ada yang menahan diri, ada yang mengucapkan selamat tinggal, ada yang menyayangkan, dan lain-lain. Sesuai seperti lirik lanjutannya, surat-surat indah yang saya dapatkan berasal dari "Sahabat yang selalu ada dalam suka dan duka."  

sumber gambar: wikipedia

Di film "Petualangan Sherina", Sherina dikisahkan harus pindah dari Kota Jakarta ke sebuah pedesaan (Lembang, Bandung). Dari sinilah petualangan dimulai. Saat Sherina pertama kali memperkenalkan diri di kelas, dia mendapat banyak respons yang berbeda dari teman barunya. Tentu saja hal ini akan terjadi karena kita pasti pernah merasakan kehadiran murid baru di sekolah, lalu kita mendadak memiliki beragam pertanyaan dan rasa penasaran: itu murid baru pindahan dari mana? asal mana? kenapa pindah? latar belakangnya gimana? dan lain-lain.

Saat saya menjadi murid baru, saya merasa semua orang yang ada di lingkungan sekolah selalu melirik dan berbisik-bisik. Saya juga sering ditanya dan disapa oleh guru. Bahkan, saya sempat dijulidi oleh beberapa teman karena saya diikutsertakan dalam beberapa lomba. Kalau Sherina bertualang dengan menyusuri sawah dan daerah perbukitan hingga nyasar, saya menyusuri lingkungan sekolah dan kampung sebelah bersama dua orang teman saat mata pelajaran olahraga, karena saya (yang tidak bisa bermain voli ini) selalu tidak mendapat giliran main saat mata pelajaran itu berlangsung (hal yang sebenarnya saya syukuri ehehe). Di balik kesulitan saya untuk beradaptasi (karena bahasa, cuaca, dan pergaulan yang sangat berbeda), saya mendapat hikmah, seperti lirik, "Lihat segalanya lebih dekat, dan kubisa menilai lebih bijaksana."  Dengan saya pindah, saya menjadi punya teman baru, pengalaman baru, guru baru, bahkan ikut mewakili Kabupaten Tasik di tingkat provinsi dalam lomba Olimpiade Matematika.

Jika Sherina memiliki teman bernama Sadam dalam bertualang menghadapi rintangan-rintangan, saya sebenarnya gak punya sih. Namun, saya baru ingat, saat saya lomba matematika mewakili Kabupaten Tasik itu, saya punya teman berjuang yang juga menjadi perwakilan Kabupaten Tasik, dari cabang IPA, tapi beda sekolah. Dua kali kami dipertemukan dalam perjalanan ke Bandung, yaitu saat masa pelatihan dan masa lomba. Tapi selama itu pula, saya benar-benar tak acuh akan kehadiran rekan saya karena dia laki-laki (bahkan saya sempat lupa namanya setelah lomba berakhir) hehehe. Lucunya, kami bahkan dipertemukan kembali saat SMA. Satu kelas pula. Itu pun saya tak sadar. Sadar-sadar karena diberitahu teman. Agak merasa dosa sih karena saat itu saya benar-benar lupa nama dan wajahnya. Hehehe.

Pengalaman menjadi murid baru sebenarnya dua kali saat SD. Saat saya kelas enam semester awal, saya juga harus pindah, kali ini lebih jauh, yakni ke Pekanbaru. Beberapa sahabat SD Bandung bahkan masih peduli dengan bertanya kabar, ikut kaget dan sedih saat tahu saya pindah ke seberang pulau. Oh, begitu romantisnya.

Ada banyak kenangan yang dihasilkan dari lagu-lagu Sherina cilik. Lagu yang mengingatkan saya dengan banyak tempat, orang, suasana, bahkan masa kejayaan saya wkwk. Saya bahagia karena masa kecil saya tidak dirusak oleh lagu cinta-cintaan. Saya juga salut dengan semua orang yang ikut berjuang dalam proses pembuatan lagu, video klip, dan filmnya. Benar-benar cerdas, menginspirasi, dan mengedukasi. Kali ini, saat saya sudah besar, saya selalu menangis haru setiap mendengar lagu-lagunya. Selain karena semuanya begitu bagus dan berkualitas, saya juga bisa nostalgia dan seakan dibawa kembali ke masa kecil.

Seperti lirik lagu Sherina, dari beragam pertanyaan yang hadir dalam hidup atas ujian-ujian, cobalah untuk melihat lebih dekat; menerima dan mengamati semua yang terjadi. Jangan sedih dan gundah, jangan pula cepat berprasangka. Insya Allah, dengan begitu, kita bisa mengerti dan menilai dengan lebih bijaksana. Jangan lupa sertakan Allah dalam setiap urusan kita. Semangat yaa semua!



Related Posts