Sejujurnya, saya kurang suka baca buku sejarah. Entah mengapa, meski saya sering membaca buku nonfiksi, buku bagian peristiwa sejarah selalu membutuhkan waktu cukup lama untuk dibaca. Namun, saya juga belum suka dengan buku sejarah yang dikemas dalam bentuk novel. Di dalam benak saya, kisah sejarah yang dikemas menjadi sebuah novel tentu akan ada penambahan cerita-cerita fiktif yang dikarang oleh penulis (meskipun dalam skala yang wajar). 

Saya sadar kelemahan (termasuk pilih-pilih buku bacaan) saya adalah buku bertema sejarah. Oleh karena itu pula, saya coba memaksakan diri untuk membaca buku sejarah, diawali dengan buku-buku kisah Rasulullah, sahabatnya, atau tokoh-tokoh penting Islam zaman dahulu. Saya juga mencoba dengan mencari buku-buku tentang kisah inspiratif muslimah zaman dulu. Jatuhlah salah satu pilihan saya pada buku yang berkisah tentang Siti Hajar, istrinya Nabi Ibrahim. Siapa sih yang tak kenal dengan beliau? Kisah Siti Hajar dan keluarganya sudah mulai dikenalkan di bangku sekolah dasar. Bahkan, hingga saat ini, kita juga selalu mengulang kisah dan teladan keluarga beliau setiap tahun, yakni di momen Iduladha. 

Kisah beliau salah satunya terdapat di buku yang saya baca berjudul Hajar Perempuan Pilihan Langit, ditulis oleh penulis bernama Dian Yasmina Fajri dan seorang kontributor bernama Ruqoyah Ridwan. Ekspektasi saya terhadap buku ini sebenarnya biasa-biasa saja. Saya merasa sudah cukup tahu dan hafal cerita perjalanan dan perjuangan beliau. Saat itu, hal yang menarik perhatian saya dan akhirnya saya beli adalah munculnya beberapa pertanyaan: Biasanya buku inspiratif tokoh muslimah zaman Nabi, tak jauh dari empat perempuan yang dijanjikan masuk surga, kok kayaknya baru pertama kali ada buku yang bahas khusus tentang Siti Hajar? Judulnya Hajar Perempuan Pilihan Langit, apa ya istimewanya beliau selain dari yang sudah diketahui saat ini? 


Pengalaman Membaca 

Bagian awal buku ini justru mengisahkan Siti Sarah; asal-usul beliau dan latar belakang Siti Sarah bertemu dengan Siti Hajar. Pembuka bacaan di buku ini berhasil membuat saya penasaran, lalu kemudian ber-oh dan menganggung-angguk. Ada beberapa hal yang tak saya ketahui dan tersampaikan cukup lengkap di sini. Beberapa pertanyaan saya tentang Siti Sarah (yang sempat terlintas dalam benak saya bahkan sejak saya kecil) akhirnya terjawab (mungkin dulu belajar sejarah Islam ga serius hehehe). 

Bagian selanjutnya, penulis mengisahkan keluarga kecil Siti Hajar dan perjuangan mereka, dengan penjelasan yang detail dan lengkap. Karena penjelasan penulis begitu detail, kondisi keluarga Nabi Ibahim pada saat itu benar-benar tergambarkan hingga saya merasa ikut emosional. Saya juga merasa terbantu dengan pemberian judul kecil di tiap-tiap bagian sehingga penjelasan menjadi lebih terstruktur dan teratur.

Senangnya, saya tak hanya mendapatkan gambaran tentang Siti Hajar (berupa keteguhan, kegigihan, kecerdasan, sifat, dan lain-lain), saya juga mendapatkan gambaran dan cerita tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Buku ini mengajak saya untuk benar-benar mengenali mereka lebih dalam, dan akhirnya menghasilkan cinta pada keluarga mereka. Ya, saya merasakan jatuh cinta saat membacanya!

Kejelian dan kecerdasan penulis membuahkan tulisan yang begitu baik dengan gaya tulisan yang ringan, apik, dan menarik. Penulis bisa begitu jeli, bahkan seakan mengorek perasaan dan pikiran semua anggota keluarga Nabi Ibrahim di beberapa kondisi. Penulis juga memberikan logika 'jika begini, akan begitu', yang tentu menguatkan sisi keteladanan dari keluarga Ibrahim. 

Saya setuju dengan yang disampaikan oleh Habiburrahman Elshirazy mengenai pendapatnya tentang buku ini,

Buku ini tentang sejarah perempuan agung yang menurunkan manusia agung dalam sejarah umat manusia, yang ditulis dengan bahasa yang menyentuh. Buku ini, semestinya dibaca oleh setiap muslimah di Indonesia agar mereka meneladani Hajar dalam melahirkan generasi mulia.

Saya mendapat banyak sekali pelajaran yang tak habis-habis. Selain pelajaran teladan Siti Hajar sebagai istri dan ibu, ada juga teladan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tentang teladan seorang suami, teladan seorang anak, teladan seorang hamba, ilmu pengasuhan atau parenting, ilmu keluarga, ilmu komunikasi, serta bahkan sejarah yang berkaitan dengannya (seperti tentang air zamzam, kakbah, kondisi sosial dan ekonomi, kerajaan zaman dulu, dan lain-lain).

Bagi saya, buku ini wajib dibaca oleh muslimah Indonesia karena bisa menjadi refleksi keteladan Siti Hajar. Buku yang dijelaskan sesuai kondisi historis, ilmiah, jelas, dan sesuai fakta ini makin memudahkan kita untuk meneladani beliau sebagai seorang wanita, istri, dan ibu yang tangguh.


Hal Paling Menarik

Sebagai penutup kisah Siti Hajar dan keluarganya, penulis menulis puisi di bab akhir pada bagian satu. Puisi sederhana yang meringkas dan membantu pembaca mengingat ulang kisah Siti Hajar dari halaman pertama. Pada bait-bait awal, mata saya mulai berlinang air mata. Pada bagian tengah puisi, air mata saya mulai deras dan berjatuhan. Pada bagian akhir puisi, saya akhirnya menangis sesenggukan. Saya kemudian bersyukur karena telah diberi hidayah untuk membaca buku ini, juga karena beberapa pertanyaan saya selama ini akhirnya terjawab. Menurut saya, keputusan penempatan puisi di bagian epilog dan bukan di bagian prolog, adalah pemilihan yang cerdas.

Ternyata, mengapa isi cerita ini akhirnya menyentuh hati saya, juga karena penulis pun berulang kali meneteskan air mata saat menyelami kebaikan dari akhlak Siti Hajar dan keluarganya.

Kelebihan lain, buku kisah yang ditulis oleh penulis ini merupakan penggabungan dari kisah yang terserak dari berbagai buku hadits yang dirangkai menjadi satu alur cerita yang utuh dan dipahami. Penilaian saya untuk buku ini 5/5 karena sangat direkomendasikan untuk dibaca.


Beli buku Hajar Perempuan Pilihan Langit yang bisa kamu pilih di sini:

Related Posts